Pengikut

Minggu, 25 Agustus 2013

Sinopsis buku :Sepotong Hati yang Baru~Tere Liye

Buku terbaru Tere Liye yang berjudul “Sepotong Hati yang Baru” merupakan buku serial “Berjuta Rasanya”. Di dalamnya terdapat cerita yang seru-seru. Judulnya bermacam-macam. Ya...bisa dibilang seperti kumpulan cerita. Judul cerita dalam buku “Sepotong Hati yang Baru”  ini diantaranya:
1.      Hiks, Kupikir Itu Sungguhan
2.      Kisah Sie Sie
3.      Sepotong Hati yang Baru
4.      Mimpi-Mimpi Sampek-Engtay
5.      Itje Noerbaja & Kang Djalil
6.      Kalau Semua Wanita Jelek
7.      Percayakah Kau Padaku
8.      Buat Apa Disesali....
Berikut ini akan saya sajikan sinopsis dari judul-judul yang ada dalam buku “Sepotong Hati yang Baru”.
Sinopsis
Hiks, Kupikir Itu Sungguhan
Nana, Putri, dan Sari adalah teman akrab sejak SMA. Tak pernah terpisahkan. Sampai-sampai mereka melanjutkan ke perguruan tinggi yang sama. Tempat tinggalnya pun satu kontrakan. Wah benar-benar teman sehidup semati dan seperjuangan. Di kampus mereka, ada seorang cowok populer bernama Rio. Seluruh mahasiswi di kampus mengidolakan Rio. Termasuk Putri. Putri selalu merasa GR ketika Rio memberi senyuman, menyapa Putri, bahkan Rio ngelike status Putri, Putri langsung girang setengah mati. Rio memang supel dengan semua orang. Siapapun yang berpapasan dengannya, pasti akan diberikan senyuman paling indah. Siapapun yang Rio kenal, pasti akan mendapat perhatian darinya. Tapi, Putri tetap merasa bahwa Rio memberikan perhatian khusus untuk Putri. Nana dan Sari sudah berkali-kali memberi pengertian pada Putri bahwa memang begitulah sifat Rio. Parahnya, semua yang disukai Rio, pasti Putri juga ikut menyukainya.
Putri mulai sadar bahwa Rio tidak menyukainya ketika Rio mulai sering mengomentari status facebook Nana. Kali ini Nana yang GR. Karena Rio selalu memuji keahlian Nana membuat kue. Saat itu, apa yang dirasakan Nana persis seperti yang dirasakan Putri. Apalagi kalau bukan Gede Rasa alias GR. Melayang setiap mendengar pujian-pujian dari Rio. Padahal belum tentu pujian dari Rio itu menandakan kalau Rio menyukai Nana. Ternyata benar, suatu saat Rio mengajak Nana bertemu dengan orang tua Rio. Badan Nana gemetar. Keringat dingin karena secepat itukah Rio akan mengenalkan Nana dengan orang tuanya, pikir Nana. Tapi, apa yang terjadi tidak seperti yang dipikirkan Nana. Ternyata Rio mengajak bertemu orang tuanya hanya untuk memberikan semangat kepada Nana untuk terus mengembangkan bisnis kuenya. Kebetulan Mama Rio adalah pemilik jaringan kue terkenal. Sebab itulah, Rio menginginkan supaya bisnis kue-kue Nana bisa terkenal seperti bisnis mama Rio.
Dan ternyata Nana yang tidak pernah absen memberikan peringatan kepada Putri pun terkena sindrom Gede Rasa alias GR juga.
Urusan GR kadang memang gila, Put. Kita benar-benar tidak bisa lagi berpikir waras dan rasional, tertutupi oleh ilusi dan mimpi. Menerjemahkan semua kejadian berdasarkan yang mau kita dengar atau lihat saja. Padahal nyatanya? Tidak sama sekali" (Tere Liye, 2012: 20).
Tidak kali ini. Jauh-jaulah sana GR!!!
***


Sinopsis
Kisah Sie Sie
Keluarga Han tinggal di pinggiran Singkawang, Kalimantan Barat. Han mempunyai satu istri dan tujuh anak. Sie Sie adalah anak tertua. Usianya enam belas tahun. Han bekerja sebagai kuli kasar di pabrik tahu. Istrinya ibu rumah tangga dan bekerja sebagai pembantu setengah hari di rumah orang kaya. Ekonomi keluarga Han sangat menyedihkan. Apalagi saat Han dipecat dari pabrik tahu, ketahuan mencuri brankas uang. Tidak tahan dengan kesulitan yang ada, Han mengambil jalan pintas. Saat itu juga Han masuk penjara. Ibu Sie Sie yang sakit-sakitan berhenti dari pekerjaannya. Lengkaplah sudah. Separuh penghasilan hilang. Sampai-sampai anak pertamanya yang bernama Sie Sie rela menjadi amoi demi menghidupi keluarganya. Kasihan sekali Sie Sie, di usianya yang masih enam belas tahun dia harus bekerja keras demi adik-adiknya dan biaya berobat ibunya.

Sejak keadaan itulah Sie Sie memutuskan untuk menjadi Amoi. Ia bersedia menjadi istri beli-an. Berangkatlah Sie Sie ke sebuah hotel, tempat pemuda dari Taiwan mencari istri. Nama pemuda Taiwan itu Wong Lan. Wong Lan berasal dari keluarga kaya raya. Usianya menginjak kepala tiga. Sengaja datang ke Singkawang dengan tujuan mencari istri bayaran untuk dijadikan tembusan wasiat orang tua Wong Lan. Sebelum meninggal, orang tua Wong Lan menuliskan wasiat bahwa harta warisan akan diberika kepada Wong Lan jika dia sudah mempunyai istri. Sie Sie meninggalkan keluarganya di Sangkawang dan dibawa Wong Lan ke Taiwan. Wasiat sudah di tang Wong Lan. Rumah mewah, pabrik tekstil warisan orang tuanya kini ada di tangan Wong Lan. Namun, di Taiwan Sie Sie mendapatkan perlakuan yang tak mengenakkan dari Wong Lan. Sie Sie justru terlihat sebagai pembantu, bukan istri dari Wong Lan. Sie Sie berjanji pada ibunya akan mencintai Wong Lan apa adanya meskipun dia adalah istri bayaran. Sie Sie mengandung anak Wong Lan. Sedihnya, Wong Lan tak mau tahu soal keadan Sie Sie. Kerjaannya hanya berfoya-foya, menghabiskan harta warisan orang tuanya. Sie Sie diusir dari rumah Wong Lan saat mempunyai anak keempat dari Wong Lan. Saat itu, ekonomi Taiwan mengalami kemunduran. Apalagi Wong Lan tak becus mengurus pabriknya. Habislah sudah harta warisan yang dimiliki Wong Lan. Perlakuan Wong Lan kepada Sie Sie tak pernah ia ambil hati. Sie sie tetap mencintai Wong Lan apa adanya.
Itulah cinta sederhana amoi Singkawang. Sejak kawin foto merebak di Singkawang, salah satu kota di Kalimantan Barat, beberapa jam dari Pontianak, dari tahun 1960-an hingga sekarang, boleh jadi sudah dari 30.000 gadis kota itu yang menikah dengan warga asing. Ada banyak cerita menyedihkan memang. Apalah yang diharapkan dari sebuah pernikahan bohong-bohongan demi uang? Menjadi korban kekerasan dalam rumah tangga. Tersakiti fisik dan perasaan seolah-olah lebih baik dibandingkan yang akhirnya malah bekerja jadi wanita malam (Tere Liye, 2012: 40).
*** 

Sinopsis
Sepotong Hati yang Baru
Pernikahanku dan Alysa tinggal menghitung hari. Persis lima hari sebelum kami menikah, Alysa bertemu dengan pria gagah. Pertemuan mereka berdua
Setelah setahun aku pergi dari kesedihan itu. Berhasil menyingkirkan kenangan lama yang selalu mengganggu otakku, Alysa mendadak menghubungiku. Dengan nada yang memelas, Alysa meminta kami bertemu malam ini. Alysa menceritakan bahwa pernikahannya dengan pria gagah yang dia yakini jodohnya saat itu, gagal. Alysa bertanya padaku, “apakan kau masih mencintaiku?”. Aku menggeleng, “Maafkan aku Alysa, aku sudah menikah. Bukan dengan seseorang yang amat aku cintai, aku inginkan. Tetapi setidaknya ia bisa memberikanku sepotong hati yang baru. Maafkan aku. Kau lihat. Ini cincin pernikahan kami, batu giok.” Aku menelan ludah. (hlm. 50). Alysa beranjak pergi dari hadapanku dengan rasa kecewa. Apa yang aku katakan kepada Alysa barusan semuanya bohong. Cincin yang kupakai bukan milikku. Cincin ini kepunyaan adikku. Aku belum menikah.
Cinta bukan sekedar soal memaafkan. Cinta bukan sekedar soal menerima apa adanya. Cinta adalah harga diri. Cinta adalah rasionalitas sempurna.
Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga. Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut
 (Tere Liye, 2012: 51).
##Pepatah bilang patah hati tapi tetap sombong, patah hati tapi tetap keren.
 ***
 
Segitu dulu yaa teman post dari saya,maaf ga bisa nyinopsisin satu persatu dari judulnya ..
Thanks before

Tidak ada komentar:

Posting Komentar